Saturday, September 6, 2008

Teknologi Informasi di PT Astra Agro Lestari

. Saturday, September 6, 2008
0 comments

kegagalan adalah pelajaran berharga yang materinya tidak mungkin kita dapatkan di kelas manapun...

Pendahuluan
Astra Agro Lestari (AALI) yang dirintis pada tahun 1981 memulai bisnisnya dengan memasuki bisnis perkebunan singkong. Seiring menurunnya permintaan atas komoditi tersebut, AALI kemudian mengganti semua perkebunan singkongnya menjadi perkebunan karet. Saat ini AALI dikenal sebagai perusahaan penghasil Crued Palm Oil (CPO) terbesar. AALI memasuki bisnis CPO dengan mengakuisisi PT Tunggal Perkasa Plantation, dan saat ini AALI telah memiliki hampir 400.000 ha perkebunan kelapa sawit dan lebih dari 30 subsidiary yang bermain juga di perkebunan kelapa sawit.



Dalam tujuan untuk memaksimalkan laba melalui efisiensi dan peningkatan produktivitas, AALI kemudian memutuskan untuk menggunakan berbagai aplikasi teknologi informasi, antara lain Enterprise Resource Planning (ERP) dan Plantation Management System (PMS) yang terintegrasi dengan Geographical Information and Management System (GIMS). ERP akan mengintegrasikan semua fungsi dalam perusahaan agar data-data yang ada dapat dilihat sebagai single view sehingga manajemen dapat dengan mudah dan cepat mengambil keputusan. ERP sangat dibutuhkan perusahaan karena perusahaan memerlukan manajemen biaya yang baik dan akurat mengingat komoditi CPO sangat fluktuatif di pasar dunia. Sedang penerapan PMS, yang merupakan aplikasi spesifik dalam me-manage aktivitas perkebunan, diterapkan oleh AALI untuk mengefisienkan dan mengoptimalkan operasi bisnis mereka yang akhirnya akan dapat meningkatkan profitabilitas mereka. PMS membantu AALI dalam perencanaan tanam dan panen di seluruh perkebunan miliknya, dan dengan mengintegrasikan GIMS serta pengunaan GPS maka perencanaan rute panen dapat dilaksanakan dengan efisien. AALI juga melakukan penghematan komunikasi, mengingat biaya komunikasi yang harus ditanggung besar, dengan menggunakan komunikasi berbasis PABX pada telepon seluler setiap koordinator dan supervisor lapangannya.

Keselarasan antara business process, people, and information technology
AALI sangat memahami benar pentingnya keselarasan antara ketiga unsur sistem informasi tersebut. Perusahaan yang ingin menjadi role model bagi perusahaan perkebunan lain dalam mengaplikasikan teknologi informasi (TI) ini, selalu menekankan pentingnya ketiga unsur tersebut, manusia-proses-teknologi.
AALI yang ingin mengembangkan TI dan menjadikan TI sebagai enabler bagi bisnis mereka, memfokuskan bisnis hanya pada perkebunan kelapa sawit dan pengolahan CPO. AALI sebelumnya mendivestasikan seluruh anak perusahaannya yang bermain di perkebunan non-kelapa sawit. Langkah tersebut diambil agar proses bisnis yang dipetakan dapat dengan mudah diekstraksi untuk mempermudah pemilihan dan implementasi TI perusahaan.

Dalam mendukung unsur manusia, CIO AALI membentuk tim pelatihan karyawan khusus untuk menangani karyawan sebagai calon user TI yang akan diterapkan. Tim khusus changes management tersebut kemudian juga memastikan bahwa setiap calon user siap untuk berubah baik kebiasaan maupun budaya kerja setelah TI diaplikasikan secara penuh. Kinerja tim ini cukup baik, terbukti dengan sedikitnya resistensi yang muncul dari karyawan atas penerapan TI di perusahaan.

Teknologi yang dipilih oleh perusahaan adalah teknologi yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya, artinya TI tersebut dapat menjadi enabler bagi perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan. Dalam implementasiya, perusahaan melakukan reengineering proses bisnis mengikuti best practice yang ada. Proses reengineering tidak berlangsung sulit, karena tidak bersifat radikal dalam merubah proses bisnis perusahaan, hanya memodifikasi dan menambah dari yang telah ada. Hal lain yang membuat proses reengineering berlangsung lancar karena sebagian besar perkebunan dimiliki AALI melalui akuisisi, jadi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perusahaan yang ingin fokus pada kelapa sawit hanya tinggal mendivestasi bisnis non kelapa sawitnya.

Metode pengembangan sistem
Dalam proses implementasi TI, AALI menggunakan pendekatan pilot project yang dilakukan secara bertahap satu demi satu dari satu perkebunan ke perkebunannya lain. Perusahaan memutuskan untuk menggunakan pendekatan ini dalam pengimplementasian TI perusahaan, dengan pertimbangan bahwa selama implementasi proses bisnis harus tetap berjalan dan resiko kegagalan harus dapat ditekan sekecil mungkin. Dengan pendekatan pilot project yang bertahap maka apabila ada hambatan dalam pengembangan TI di salah satu perkebunan, tidak akan berpengaruh pada produktifitas perkebunan yang lain.

Pendekatan pilot project dimingkinan untuk diterapkan pada implementasi TI di AALI karena seluruh perkebunan AALI adalah perkebunan kelapa sawit yang kesemuanya memilii proses bisnis yang sama dan terpisah satu dengan yang lain. Sehingga perubahan yang dilakukan pada satu perkebunan tidak akan berpengaruh langsung terhadap perkebunan lainnya.

Pemanfaatan project management
Proyek implementasi TI di AALI dijalankan dengan membentuk tim proyek yang terdiri atas tim dari AALI pusat dan tim dari setiap lokasi perkebunan. Tim pusat berisikan para pakar dalam bidang TI dan bisnis, bahkan CIO dan Senior Management Officer AALI sendiri yang memimpin tim tersebut. Pembentukan tim dari pusat AALI yang melibatkan beberapa anggota top management AALI menunjukkan komitmen kuat perusahaan dalam melakukan implementasi TI. Dengan melibatkan top management di dalam tim akan mempercepat proses pengambilan keputusan berkaitan dengan jalannya proyek implementasi ini.

Selain tim dari pusat, proyek juga berisikan tim dari lokasi perkebunan yang lebih banyak berperan pada changes management, mereka dilibatkan dalam proyek di lokasi perkebunan mereka masing-masing setelah sebelumnya diberi pelatihan oleh tim pusat. Selain dari internal AALI, anggota tim lainnya adalah para konsultan dari implementator TI di AALI, yaitu dari PT Astra Graphia yang juga satu perusahaan induk dengan AALI. Kehadiran anggota tim dari Astra Graphia adalah unutk memperlancar transfer knowledge pada perusahaan dan user di masing-masing perkebunan.

Keselarasan antara company direction dan IS direction
Dalam industri yang padat modal seperti industri CPO (perkebunan kelapa sawit), maka efektifitas dan efisiensi dalam upaya peningkatan profitabilitas perusahaan menjadi sangat penting. Selain itu fluktuasi harga komoditi CPO di dunia menuntut perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh karena itu perusahaan kemudian menerapkan ERP dan PMS sebagai solusinya karena dianggap selaras dengan kebutuhan perusahaan. ERP dan PMS diharapkan akan dapat membawa perusahaan menjadi lebih kuat baik di dalam maupun di luar negeri.

Dengan ERP maka keputusan-keputusan penting dapat segera diputuskan. Hal tersebut dimungkinkan karena ERP yang dikembangkan AALI menghubungkan management dengan seluruh perkebunan dan pabrik yang ada, serta memungkinkan untuk diakses oleh secara real time oleh management.

Solusi PMS yang diperuntukkan khusus untuk management perkebunan akan mampu menjadika proses bisnis perusahaan menjadi semakin efektif dan efisien. PMS akan memudahkan management untuk mengelola operasi perusahaan.

Tantangan yang dihadapi oleh IS department
Pada awal penerapan TI di AALI, tim proyek implementasi sempat merasa ragu karena teknologi canggih yang akan diterapkan merupakan teknologi baru dan mungkin para user di lokasi perkebunan di daerah akan kesulitan dalam menggunakannya. Akan tetapi pada pelaksanaannya ternyata dengan komitmen dan kesabaran hal tersebut tidak menjadi kendala yang berarti. Pendampingan dan change management yang baik menjadi kunci keberhasilannya.


Tantangan lain yang dihadapi IS department AALI adalah untuk mempercepat jalannya implementasi di semua perkebunannya. Karena dengan mengiplementasikan secara bergantian di tiap-tiap perkebunan akan membuat biaya semakin bayak selain optimalisasi penggunaan aplikasi juga semakin lama dan justru tidak efisien, mesipun langkah ini aman.

Selanjutnya tantangan IS department adalah mengoptimalkan pemanfaatan TI di AALI agar investasi besar ini benar-benar dapat menjadi enabler bagi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan serta daya saingnya melalui penciptaan core competence yang dapat menjadi point of different terhadap industri baik di dalam maupun di luar negeri.

Kesimpulan
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan suatu teknologi informasi di suatu perusahaan antara lain adalah adanya pemahaman akan pentingnya keselaran antara setiap komponen sistem informasi, manusia-proses-teknologi. Ketiga komponen tersebut harus saling mendukung dalam menjalankan suatu sistem informasi dalam perusahaan agar sistem tersebut dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Selain itu juga dibutuhkan komitmen yang kuat dari top management sebagi pemilik TI dalam fase implementasinya serta harus jelasnya arah pengembangan proyek. Komitmen kuat top management akan memperlancar jalannya proses implementasi bilamana terjadi trouble, karena keputusan solusi akan segera dapat dikeluarkan, selain akan memperlancar proses tranformasi di organisasi perusahaan. Sedang kejelasan arah proyek akan memfokuskan tim untuk menuju ke arah tujuan perusahaan mengembangkan TI.

Sumber
Herdiawan, Prananda, Artiket: Ingin Jadi Panutan, www.wartaekonomi.com
Herdiawan, Prananda, Artikel: Piranti Canggih Tuan Kebun, www.wartaekonomi.com
Martin, E. Wainright, Carol V. Brown, Daniel W. DeHayes, Jeffrey A. Hoffer, William C. Perkins, Managing Information Technology, New Jersey: Prentice Hall, 2005
Pambudi, Teguh S., Artikel: Para Pembalik Arah, www.swa.co.id
www.astra-agro.co.id

Klik disini untuk melanjutkan »»

Tuesday, August 26, 2008

PENERAPAN ERP PADA PT JAMU PUSPO INTERNUSA

. Tuesday, August 26, 2008
2 comments

keseimbangan dan komitmen adalah jawaban bagi kemajuan...

PT Jamu Puspo Internusa (JPI) merupakan perusahaan jamu berskala Usaha Kecil Menengah (UKM) yang pertama kali berhasil menerapkan Enterprise Resources Planning (ERP). Keputusan JPI untuk menerapkan ERP dilatarbelakangi oleh keinginan perusahaan untuk berubah menjadi lebih cepat dan akurat dalam pengambilan keputusan, serta menjadikan proses bisnis mereka lebih efisien.

Investasi yang tidak sedikit ini dilakukan JPI mengingat sistem informasi yang ada dalam perusahaan yang ada sekarang sudah tidak lagi mendukung tujuan tuntutan bisnis terhadap pengembangan perusahaan dimasa depan. Dengan penerapan ERP data dari berbagai department akan terintegrasi dan dapat diakses secara real time, sehingga data dapat dimanfaatkan secara optimal dengan akurat. Sistem informasi yang dirancang juga diharapkan dapat diintegrasikan dengan supplier dan distributor perusahaan, dimaksudkan agar inventory dapat dikelola dengan lebih efisien lagi. Terintegrasinya sistem juga diharapkan meningkatkan koordinasi antar bagian di perusahaan serta menekan terjadinya misinformation yang selama ini sering terjadi, karena dokumentasi yang berbeda.


Keselarasan antara business process, people, and information technology

Dalam membentuk suatu sistem informasi yang dapat menjadi enabler bagi perusahaan, maka harus ada keselarasan antara business process, people, and information technology di dalamnya. Pada kasus JPI, perusahaan memahami benar pentingnya ketiga unsur tersebut di atas. Penerapan ERP yang mengikuti best practice dari vendor menuntut perusahaan untuk melakukan reengineering terhadap business process-nya. Penerapan ERP tersebut juga diikuti dengan change management terhadap unsur people dengan baik, tidak ada resistensi dari semua level perusahaan karena dari awal semua pihak telah dilibatkan dalam proyek. Karyawan bahkan dinilai oleh konsultan implementasinya, PT Inti Data Utama, mau bekerja keras untuk memenuhi target project penerapan ERP di JPI.


Metode pengembangan sistem

Pendekatan implementasi sistem informasi yang dilakukan oleh JPI adalah pendekatan big bang. Pendekatan ini dipilih karena perusahaan merasa perlu untuk secepatnya bertransformasi dan memenuhi kebutuhan konsumen. Resiko yang besar dalam penggunaan pendekatan ini diminimalisasi dengan berkomitmen penuh dan fokus pada proyek implementasi ERP yang baru. Karena perusahaan tidak melakukan kustomisasi dan kesadaran perusahaan untuk merubah proses bisnisnya menjadi lebih efisien, maka perusahaan melakukan reengineering mengacu pada best practise sesuai dengan ERP yang akan diterapkan. Hal ini, dirasa akan lebih mempercepat proses implementasi, hasilnya perusahaan dapat go live dalam waktu enam minggu (4 minggu implementasi dan 2 minggu untuk trouble shooting).


Pemanfaatan project management

Proyek implementasi ERP di JPI dilaksanakan dengan membentuk project team yang berisikan wakil-wakil dari manajemen, baik dari top level maupun manajemen di layer yang lebih rendah. Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodasi dan menyelaraskan antara misi implementasi secara korporat dengan kebutuhan dari fungsi-fungsi yang ada di dalam perusahaan. Penunjukan PT Inti Data Utama sebagai konsultan implementasi yang berpengalaman dimaksudkan untuk memperlancar proses implementasi dan transfer knowledge pada perusahaan.

Top management dari awal telah berkomitmen penuh dalam proyek pengembangan sistem informasi di JPI. Hal tersebut dibuktikan dengan melibatkan langsung top management dalam project. Kerjasama yang sangat baik ditunjukkan antara manajemen dan konsultan, sehingga keputusan dapat cepat dikeluarkan oleh management perusahaan apabila terjadi trouble dalam proses implementasi sistem baru.


Keselarasan antara company direction dan IS direction

Tantangan bisnis dalam industri jamu saat ini yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk lebih responsif terhadap perubahan dan keinginan pasar. Dengan sistem yang lama hal tersebut tidak dimungkinkan, karena terlalu banyak inefisiensi dalam bisnis proses perusahaan. Meskipun tergolong dalam skala UKM, JPI mengharapkan bahwa perusahaannya mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang skalanya lebih besar, baik di pasar lokal maupun di pasar global. Arah perkembangan perusahaan tersebut diyakini dapat dicapai melalui penerapan ERP. JPI memutuskan menggunakan SAP Business One sebagai solusi ERP perusahaan karena SAP Business One dirasa sesuai dengan skala perusahaan dan cukup reliable bagi perusahaan dalam mencapai tujuan pengembangan sistem informasinya.


Tantangan yang dihadapi oleh IS department

Sebelum penerapan ERP, perusahaan melakukan in-house development untuk mengembangkan sistem informasinya. Tetapi karena kurangnya pengalaman dan seringnya terjadi pergantian personel di IS department membuat proses pengembangan menjadi tersendat dan tidak pernah selesai. Hal tersebut mendorong perusahaan untuk membeli sistem dari luar perusahaan. Tantangan terbesar yang dihadapi IS department saat ini adalah memaksimalkan pemanfaatan sistem yang baru agar dapat menjadi enabler bagi perkembangan bisnis perusahaan di masa depan.

Kesimpulan

Keputusan PT Jamu Puspo Internusa untuk menerapkan SAP Business One terbukti berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan pengembangan ERP. Perusahaan saat ini dapat merespon permintaan pelanggan dengan lebih cepat dan akurat, dan telah dapat memasarkan produk-produknya ke berbagai negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Tidak hanya itu, melalui penerapan ERP perusahaan dapat melakukan efisiensi dan berbagai penghematan dalam operasionalnya.

Hal terbaik dari penerapan ERP di PT Jamu Puspo Internusa yang dapat dipelajari adalah tentang pentingnya kesesuaian antara investasi IT dan kebutuhan perusahaan. Selain itu, komitmen yang penuh dari management dan kerjasama project team yang solid terbukti mampu memperlancar proses transformasi.

Sumber

www.swa.co.id/swamajalah/swadigital/details.php?cid=1&id=5995
www.jamupuspo.com/articles.php?p=2007_03_07
www.intidatautama.com/bpartner.html

Klik disini untuk melanjutkan »»

Thursday, August 14, 2008

Belajar Dari Mbah Redjo

. Thursday, August 14, 2008
0 comments

jangan pernah menutup mata, telinga dan hati, karena setiap saat banyak ilmu yang dapat kita ambil dari semua yang ada di sekitar kita

Seorang lelaki tua duduk termenung menatap sapi-sapi peliharaannya yang jumlahnya sekitar 20-an ekor. Beliau lalu bergegas berdiri saat melihatku datang sembari membalas salamku. Hari itu 7 Juli 2008 sekitar pukul 07.00, saya datang ke kediaman belau di Sedayu untuk melihat beberapa ekor sapi yang akan Beliau jual. Tangan tuanya menjabat tanganku dengan sangat kuat sembari beranjak dari duduknya. Beliaupun mengajak saya berkeliling kandangnya yang terletak di area seluas 1000 meter persegi itu. Sambil berkeliling, sesekali saya menanyakan tentang perjalanan hidup dan usaha beliau.


Mbah Redjo, begitu biasa Beliau disapa. Belau yang lahir sekitar 70-an tahun yang, besar di keluarga buruh tani. Sepeninggal ayahnya, Beliau kemudian memanfaatkan warisan yang diberian padanya untuk bertani tembakau, dan hasilnya sangat luar biasa. Sayangnya pada tahun 1999, Beliau mengalami kegagalan panen yang besar yang memaksa beliau untuk menjual banyak asetnya untuk menutupi kerugian yang diderita.

Kini, Beliau adalah seorang peternak penggemukan dan pembibitan sapi potong yang cukup terkenal di sana. Jumlah ternaknya yang mencapai tidak kurang dari 85 ekor dan tersebar di beberapa lokasi, merupakan cerminan kesuksesan Beliau. Pasalnya, Beliau memulai usahanya sekitar 8 tahun lalu setelah usahanya pertanian tembakaunya runtuh. Dengan sisa uang sekitar 8 juta rupiah beliau memulai lagi kesuksesannya dengan membeli dua ekor sapi jenis limousine lepas susuhan. Dengan ketekunan yang luar biasa dan sikap "prihatin"-nya kini dia telah menemukan kembali kesuksesannya yang pernah lepas dari tangannya.

Sikap pantang menyerah dan keberanian yang besar untuk mau bangkit dari kegagalan adalah pelajaran penting yang bisa kita ambil dari perjalanan Mbah Redjo. Kesuksesan Beliau yang sesungguhnya adalah saat Beliau bisa bangkit lagi setelah kejatuhan bisnisnya, dan pencapaiannya saat ini hanya merupakan efek samping dari sikap hidup dan keberanian Beliau. Apa kita memiliki sikap dan keberanian yang sama seperti Beliau..? Tantangan harus dijawab jika kita ingin berubah menjadi lebih baik. Perubahan hebat datang dari usaha yang kuat, dan usaha yang kuat dimulai dari keberanian dan niat yang besar. Semoga kita semua dapat mengambil nilai dari sini.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Wednesday, August 13, 2008

MEMILIH LOKASI

. Wednesday, August 13, 2008
14 comments

keputusan yang tepat dilahirkan dari perimbangan yang matang...

Penentuan lokasi merupakan hal mendasar yang harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Kesalahan dalam menentukan lokasi dapat berakibat fatal. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam memilih lokasi, yang saya coba ekstraksi dari pengalaman pribadi saya, antara lain:

  1. Lokasi harus mudah diakses. Kemudahan akses dalam hal ini tidak hanya melihat dari sisi konsumen yang akan kita sasar, tetapi kemudahan akses bagi supplier atau bagi kita terhadap raw material.

  2. Lokasi wajib memiliki lahan parkir yang cukup. Dari pengamatan pribadi saya, ketersediaan tempat parkir juga menjadi salah satu alasan bagi konsumen untuk datang.

  3. Citra area harus diperhitungkan. jika memungkinkan lokasi berada dalam area yang memiliki image yang relevan sebagai pusat perdagangan. Lokasi yang berada di dalam pusat perdagangan akan lebih sering dilalui dan dilihat orang, bukan hanya ramai dilalui kendaraan, dengan demikian dapat memperbesar peluang dalam menjaring konsumen. Selain itu melalui lokasi setidaknya kita sudah dapat memperkenalkan diri.

  4. Hindari lokasi yang telah padat oleh pesaing usaha sejenis. Lokasi yang telah padat dengan pesaing akan menurunkan daya tawar kita di mata konsumen, apalagi jika kita merupakan pemain baru dalam industri. Lokasi dengan industri yang homogen (cluster industry) akan dapat memberikan keuntungan apabila di dalamnya terjadi interaksi antara pelaku usaha yang saling menguntungan; seperti iklan bersama, penggunaan gudang bersama, akses kolektif supplier, dll.

  5. Harga sewa lokasi juga harus dipertimbangkan. Kesesuaian antara harga sewa dengan target profit harus tercapai dan logis. Sewa harus dipandang sebagai suatu investasi bukan hanya sekedar cost belaka.

Terlepas dari semuanya, lokasi bukan jawaban mutlak bagi kesuksesan bisnis, tapi lokasi yang baik akan membantu bisnis anda untuk sukses. Masih banyak faktor lain yang juga menjadi penentu sukses tidaknya bisnis yang kita jalani; seperti menjaga kualitas layanan, iklan yang menarik, dll.

Jangan pernah lupa bahwa rizki yang kita dapatkan telah diatur oleh Yang Maha Kuasa, melalui yang biasa kita sebut sebagai "nasib". Oleh karena itu doa yang disertai usaha lahir merupakan jawaban untuk meraih "nasib" yang dapat membawa bisnis kita menuju kesuksesan.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Monday, August 11, 2008

PESAN DARI OM BOB

. Monday, August 11, 2008
4 comments

mari renungi potensi diri kita, dan temukan kekuatan yang tersembunyi di dalamnya...

Tulisan ini disarikan dari berbagai artikel tentang seminar entrepreneurship yang diadakan oleh beberapa club wirausaha di Indonesia. Tulisan ini memfokuskan pada seminar-seminar yang mendatangkan "Prof. Bob Sadino" (Om Bob) sebagai pembicara. Dalam setiap seminarnya, tugas Om Bob sederhana, hanya bercerita tentang pengalaman masa lalunya, sembari "menghina" para peserta seminar yang sebagian besar Sarjana Strata 1.


Mungkin saat Om Bob bercerita tentang pengelamannya merupakan sesuatu yang biasa kita saksikan. Yang menarik dalam seminarnya adalah bagaimana Om Bob menghina partisipan dalam seminarnya, yang telah membayar lebih dari 700 ribu Rupiah untuk dapat hadir dalam seminar tersebut, dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan pedas:
"Ketika belajar apa saja yang masuk, termasuk sampah? Apakah otak kalian penuh dengan sampah? Apakah kampus kalian telah menjejali kalian dengan sampah-sampah?"

Tamparan-tamparan kepada partisipan seminar-seminarnya tersebut sengaja dilontarkan Om Bob dengan maksud agar semua orang yang mendengar kata-katanya itu segera bereaksi dan bersikap untuk membenahi diri, mengubah apa yang dikatakan Om Bob sebagai sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang disekitarnya. "kalau mereka diam saja, artinya mereka benar-benar goblok", lanjut Om Bob.

Dalam seminar-seminarnya Om Bob mewariskan pesannya yang "spektakuler" bagi para entrepreneur, yaitu dengan merasa "goblok". Menurut Om Bob jika seseorang itu goblok, ia akan mau belajar, mau memulai usaha, mau bangkit saat jatuh, dan pantang menyerah. Orang yang merasa pintar akan kehilangan kesempatan untuk menjadi orang yang pintar dengan sebenar-benarnya. Merasa goblok juga akan membantu seseorang melepaskan diri dari segala belenggu ketakutan untuk mulai berusaha. Belenggu yang dimaksudkan Om Bob adalah:
  1. Belenggu atas the way of thinking; seseorang akan meninggalkan pola-pola sistematik yang selama ini terbentuk oleh sistem pendidikan di Negara kita, yang membuat kita tidak bebas mengembangan fikiran.
  2. Belenggu atas tekanan; seseorang tidak akan menghiraukan tekanan-tekanan yang datang padanya, seperti tekanan psikologis yang datang saat mengalami kegagalan dalam bisnis atau tekanan untuk segera mencapai laba dan kemakmuran. Orang yang dapat keluar dari tekanan-tekanan semacap ini akan dapat keluar dari kegagalan dengan lebih percaya diri.
  3. Dan yang terpenting adalah memiliki kemauan, commitment dan keberanian dalam mengambil peluang; seseorang akan dengan sigap selalu memperhatikan peluang yang setiap saat berseliweran di depan matanya. Orang yang memiliki "kemauan, commitment dan keberanian"-lah yang akan menuai keberhasilan, yang penakut cukup jadi penonton saja.
Satu ciri seorang entrepreneur sejati menurut Om Bob, yaitu selalu membawa masalah ke dalam hidupnya. Bukan menghindari masalah, karena masalah tetap akan datang baik diundang maupun tidak. Masalah harus dirangkul dan dijadikan sahabat, walau dengan peluh dan air mata. Masalahlah yang akan menjadikan seseorang menjadi lebih kuat dan tangguh, karena dengan masalah seseorang akan belajar.

Intisari terakhir adalah setiap kesuksesan yang diraih hanyalah merupakan side effect dari apa yang telah kita kerjakan. Menjadi sukseslah dengan proses yang anda jalani, bukan semata-mata dengan tujuan yang anda targetkan. Karena kesuksesan bukan sesuatu yang instant, melainkan sesuatu yang harus diperjuangkan melalui berbagai kegagalan dalam suatu proses panjang.

(Disarikan dari berbagai artikel tentang liputan seminar entrepreneurship oleh Om Bob.)

Klik disini untuk melanjutkan »»